Rabu, 14 Desember 2016

KOMPLIKASI FLEBOTOMI DAN PENANGANANNYA

Flebotomi atau venipuncture


Adalah proses untuk mendapatkan sampel darah vena. Prosedur invasif yang paling sering dilakukan aman bila dilakukan sesuai prosedur. Namun dapat terjadi komplikasi flebotomi.
Komplikasi Flebotomi :
1.    Hematom
2.    Petechia
3.    Kegagalan dalam pengambilan darah
4.    Kejang
5.    Muntah
6.    Alergi
7.    Pingsan (Syncope)
8.    Cidera pada saraf
9.    Infeksi

A.    Hematom


Hematoma disebabkan oleh darah yang bocor ke dalam jaringan di sekitar tusukan vena dan lalu membeku. Hal ini bisa menimbulkan kegelisahan atau kekhawatiran pada pasien. Bila hematoma terjadi, tempat ini tidak bisa dipakai sebagai titik masuk sampai hematoma teratasi. Jika ada hematoma, pilih tempat lain, lakukan penusukan vena pada posisi distal terhadap hematoma. Dan hematome yg besar terasa nyeri disertai bengkak.
Hematoma disebabkan oleh pengambilan sampel susah/insersi jarum tidak tepat, pemakaian obat  antikoagulan, vena rapuh (pada orang tua), latihan setelah pengambilan darah, dan bekas tusukan tidak ditekan selama 1 menit. Namun hematoma dapat dicegah dengan melakukan pengambilan sampel darah sesuai prosedur, menanyakan obat yang dikonsumsi pasien (bila memakai antikoagulan), penekanan tempat tusukan lebih lama (lengan tidak boleh dilipat), memakai ukuran jarum yg sesuai, dan tidak latihan terlalu berat setelah venipuncture.
Adapun penanganan jika terjadi hematoma yaitu, penjelasan kepada pasien hematoma akan hilang sendiri apabila keluhan bertambah konsul ke dokter, pada umumnya tidak perlu terapi, kompres es ( Saat Akut), kompres hangat ( Sudah tidak akut), dan pemberian obat salep.
B.    Petechiae



Adalah titik perdarahan merah kecil tidak timbul yang muncul pada kulit pasien. Petechiae bisa terjadi :
-       Saat hitung platelet rendah dan / atau fungsi platelet abnormal.
-       Dinding kapiler rapuh, namun jarang terjadi.
-       Pasien bisa sudah mengalami petechiae sebelum atau bisa muncul setelah dipasang tourniquet.
-       Adanya petechiae tidak berarti bahwa
-       Phlebotomist telah melakukan tindakan yang keliru.
PERHATIAN: Petechiae memberikan indikasi bahwa pasien bisa mengalami perdarahan panjang setelah penusukan vena.
C.   Kegagalan dalam pengambilan darah
Hal ini dapat disebabkan oleh tusukan jarum tidak tepat sasaran, sudut jarum tidak 15 derajat, vena collaps, dan tabung vacutainer tidak vacum lagi. Namun masih bisa dilakukan penanganan perbaiki posisi jarum, mencari vena yg besar, dan mengganti tabung vacutainer.
D.   Kejang
Hal tersebut jarang terjadi, dapat terjadi tetapi biasanya ada kelainan sebelumnya dan terjadi pada saat menusuk jarum. Namun dapat dilakukan penanganan jarum cepat ditarik, pasien ditidurkan lalu longgarkan ikat pinggang, cegah gigitan dengan memberi kain/kasa/saputangan, dan bebaskan jalan nafas.
E.    Muntah
Bila ada pasien yang mengalami trauma dengan cara muntah segera miringkan kepala ke samping untuk mencegah aspirasi /tersedak.
F.    Alergi
Bila ada pasien alergi terhadap plester atau antiseptik segera lakukan penanganan dengan pemakaian antiseptik yang lain, dan pemakaian plester hipoalergenik/tanpa plester.
G.   Pingsan
Komplikasi pingsan atau syncope sering terjadi yang disebabkan adanya reaksi vasovagal, transient relative hypotension, dan sering terjadi pada pengambilan darah donor. Hal ini dapat dilakukan penanganan dengan cara lepaskan tourniquet/cabut jarum segera, pasien ditidurkan posisi telentang/kaki diangkat, beri kompres dingin di belakang leher, dan bila perlu beri kapas ammonia.
H.   Cidera Pada Saraf
a.    Cabang saraf sensorik tertusuk jarum jarang terjadi, namun dapat menimbulkan gejala nyeri mendadak seperti tersengat listrik, nyeri dapat terjadi 1-4 minggu. Lakukan pencegahan dengan menghindari penusukan vena berulang, hindari area yang mengandung banyak saraf 3-5 cm dari pergelangan tangan (bagian dalam lengan), dan fiksasi kulit dibawah area tusukan. Dan sesegera mungkin untuk melakukan penanganan dengan berkonsultasi ke dokter.
b.    Saraf tertekan oleh hematom
Dapat terjadi gejala mati rasa didaerah terkena, kesemutan, nyeri, terjadinya setelah 24-96 jam setelah hematom, penyembuhan membutuhkan waktu lama, kadang ada gangguan sensorik yang permanen. Hal ini dapat dilakukan penanganan dengan konsultasi ke dokter.
I.      Infeksi
Ada dua jenis infeksi yang terjadi :
1.    Cellulitis
2.    Phlebitis,

Adapun gejala bila terserang infeksi yaitu, nyeri/panas di area penusukan serta kemerahan. Segera lakukan penanganan konsultasi ke dokter. Namun sebelumnya dapat dilakukan pencegahan yaitu, pakailah sarung tangan dan jaslab, cuci tangan sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepasnya, cuci tangan dengan sabun + air/ handsrub, ganti sarung tangan setiap menangani satu pasien atau bila terkena darah, menutup jarum dengan tekhnik satu tangan, dan terakhir buang alat yang sudah dipakai pada tempatnya.