KOMPLIKASI FLEBOTOMI DAN PENANGANANNYA
Flebotomi atau venipuncture
Adalah proses
untuk mendapatkan sampel darah vena. Prosedur invasif yang paling sering dilakukan
aman bila dilakukan sesuai prosedur. Namun dapat terjadi komplikasi flebotomi.
Komplikasi
Flebotomi :
1.
Hematom
2.
Petechia
3.
Kegagalan
dalam pengambilan darah
4.
Kejang
5.
Muntah
6.
Alergi
7.
Pingsan
(Syncope)
8.
Cidera
pada saraf
9.
Infeksi
A.
Hematom
Hematoma disebabkan oleh darah yang
bocor ke dalam jaringan di sekitar tusukan vena dan lalu membeku. Hal ini bisa
menimbulkan kegelisahan atau kekhawatiran pada pasien. Bila hematoma terjadi,
tempat ini tidak bisa dipakai sebagai titik masuk sampai hematoma teratasi. Jika
ada hematoma, pilih tempat lain, lakukan penusukan vena pada posisi distal
terhadap hematoma. Dan hematome yg besar terasa nyeri disertai bengkak.
Hematoma
disebabkan oleh pengambilan
sampel susah/insersi jarum tidak tepat, pemakaian obat antikoagulan, vena rapuh (pada orang tua), latihan
setelah pengambilan darah, dan bekas tusukan tidak ditekan selama 1 menit. Namun
hematoma dapat dicegah dengan melakukan pengambilan
sampel darah sesuai prosedur, menanyakan obat yang dikonsumsi pasien (bila
memakai antikoagulan), penekanan tempat tusukan lebih lama (lengan tidak boleh
dilipat), memakai ukuran jarum yg sesuai, dan tidak latihan terlalu berat
setelah venipuncture.
Adapun penanganan jika terjadi
hematoma yaitu, penjelasan kepada pasien hematoma akan hilang sendiri apabila
keluhan bertambah konsul ke dokter, pada umumnya tidak perlu terapi, kompres es
( Saat Akut), kompres hangat ( Sudah tidak akut), dan pemberian obat salep.
B.
Petechiae
Adalah titik perdarahan merah kecil tidak
timbul yang muncul pada kulit pasien. Petechiae bisa terjadi :
-
Saat
hitung platelet rendah dan / atau fungsi platelet
abnormal.
-
Dinding
kapiler rapuh, namun jarang terjadi.
-
Pasien
bisa sudah mengalami petechiae sebelum atau bisa muncul setelah dipasang
tourniquet.
-
Adanya
petechiae tidak berarti bahwa
-
Phlebotomist
telah melakukan tindakan yang keliru.
PERHATIAN: Petechiae memberikan indikasi
bahwa pasien bisa mengalami perdarahan panjang setelah penusukan vena.
C.
Kegagalan
dalam pengambilan darah
Hal ini dapat disebabkan oleh tusukan
jarum tidak tepat
sasaran, sudut
jarum tidak 15 derajat, vena collaps, dan tabung
vacutainer tidak vacum lagi.
Namun masih bisa dilakukan penanganan perbaiki posisi jarum, mencari vena yg
besar, dan mengganti
tabung vacutainer.
D.
Kejang
Hal tersebut jarang terjadi, dapat
terjadi tetapi biasanya ada kelainan sebelumnya dan terjadi pada saat menusuk
jarum. Namun dapat dilakukan
penanganan jarum cepat ditarik, pasien ditidurkan lalu longgarkan ikat
pinggang, cegah gigitan dengan memberi kain/kasa/saputangan, dan bebaskan jalan
nafas.
E.
Muntah
Bila ada pasien yang mengalami trauma
dengan cara muntah segera miringkan kepala ke samping untuk mencegah aspirasi
/tersedak.
F.
Alergi
Bila ada pasien alergi terhadap
plester atau antiseptik segera lakukan penanganan dengan pemakaian antiseptik
yang lain, dan pemakaian plester hipoalergenik/tanpa plester.
G.
Pingsan
Komplikasi pingsan atau syncope sering
terjadi yang disebabkan adanya reaksi vasovagal, transient relative
hypotension, dan sering terjadi pada pengambilan darah donor. Hal ini dapat
dilakukan penanganan dengan cara lepaskan tourniquet/cabut jarum segera, pasien
ditidurkan posisi telentang/kaki diangkat, beri kompres dingin di belakang
leher, dan bila perlu beri kapas ammonia.
H.
Cidera
Pada Saraf
a.
Cabang
saraf sensorik tertusuk jarum jarang terjadi, namun dapat menimbulkan gejala
nyeri mendadak seperti tersengat listrik, nyeri dapat terjadi 1-4 minggu.
Lakukan pencegahan dengan menghindari penusukan vena berulang, hindari area
yang mengandung banyak saraf 3-5 cm dari pergelangan tangan (bagian dalam
lengan), dan fiksasi kulit dibawah area tusukan. Dan sesegera mungkin untuk
melakukan penanganan dengan berkonsultasi ke dokter.
b.
Saraf
tertekan oleh hematom
Dapat terjadi gejala mati rasa
didaerah terkena, kesemutan, nyeri, terjadinya setelah 24-96 jam setelah
hematom, penyembuhan membutuhkan waktu lama, kadang ada gangguan sensorik yang
permanen. Hal ini dapat dilakukan penanganan dengan konsultasi ke dokter.
I.
Infeksi
Ada dua jenis infeksi yang terjadi :
1.
Cellulitis
2.
Phlebitis,
Adapun gejala
bila terserang infeksi yaitu, nyeri/panas di area penusukan serta kemerahan.
Segera lakukan penanganan konsultasi ke dokter. Namun sebelumnya dapat
dilakukan pencegahan yaitu, pakailah sarung tangan dan jaslab, cuci tangan
sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepasnya, cuci tangan dengan sabun
+ air/ handsrub, ganti sarung tangan setiap menangani satu pasien atau bila
terkena darah, menutup jarum dengan tekhnik satu tangan, dan terakhir buang
alat yang sudah dipakai pada tempatnya.